Penerapan Smart City di Kota Bandung

Penerapan smart city (terutama pada aspek smart government) di Kota Bandung masih terfokus pada pembangunan teknologi, serta tampak mengabaikan dimensi manusia dan institusi. Implementasi kebijakan smart government dalam rangka mewujudkan smart city di Kota Bandung secara umum memberikan dampak yang positif bagi target groups (kelompok sasaran). Context of implementation (konteks implementasi) menunjukkan kondisi yang tidak baik sementara Content of policy (isi kebijakan) menunjukkan kondisi yang baik. Faktor content of policy lebih berpengaruh terhadap outcome/hasil daripada faktor context of implementation. Oleh karena dalam pengimplementasian kebijakan smart government di Kota Bandung lebih dipengaruhi oleh content of policy daripada context of implementation, maka Pemerintah Kota Bandung  sebaiknya memaksimalkan berbagai kondisi pada Content of Policy agar dapat meingkatkan outcome dari implementasi kebijakan smart government yang telah dilaksanakan. Implementasi kebijakan smart government dalam rangka mewujudkan smart city di Kota Bandung secara umum memberikan dampak yang positif bagi target groups (kelompok sasaran). Context of implementation (konteks implementasi) menunjukkan kondisi yang tidak baik sementara Content of policy (isi kebijakan) menunjukkan kondisi yang baik. Adapun faktor yang paling dominan dari content of policy adalah faktor kedudukan pengambil keputusan, dimana Walikota memiliki inovasi dan memerintahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bandung untuk memiliki minimal 1 (satu) aplikasi untuk 1 (satu) layanan publik. Sedangkan faktor yang paling dominan dari context of implementation adalah faktor kepatuhan dan daya tanggap pelaksana, dimana masih terdapat ego sektoral dari tiap OPD terkait pengelolaan data yang dimiliki dan kurangnya komitmen dari anggota Pengelola Data dan Informasi (Pedasi) di tiap OPD untuk melakukan update data pada website atau aplikasi yang dimiliki. Faktor content of policy lebih berpengaruh terhadap outcome/dampak daripada faktor context of implementation.

 


 

 

Pengembangan Sistem Informasi Geografis dalam Kesesuaian Lahan Tanaman


Sistem sebagai seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainya untuk mencapai suatu tujuan bersama, terdiri dari beberapa subsistem, yang merupakan bagian yang terpisahkan dari sistem . Sistem mempunyai beberapa karakter yaitu mempunyai komponen, mempunyai batas, mempunyai masukan dan keluaran, pengolahan sistem, lingkungan luar sistem, dan sasaran atau goal.

Sistem Informasi, merupakan suatu cara yang terorgansisir mengumpulkan, memasukan dan memproses data, mengendalikan dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda tergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis yaitu penyimpanan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan.SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada pengambil keputusan untuk analiss dan penerapan database keruangan.

Desa Warembungan dan Sea yang terletak di Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa termasuk dataran rendah dengan ketinggian 0-600 mdpl. Umumnya digunakan sebagai lahan untuk kawasan lindung dan pemukiman juga digunakan sebagai lahan pertanian yang ditanamai Kelapa dan jagung. Namun, untuk tanaman kedelai belum diketahui kesesuaiannya bila dikembangkan didaerah tersebut. Belum diketahuinya kelas atau tingkat serta peta kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman kedelai di desa Warembungan dan Sea akan menyebabkan produksi yang dihasilkan tidak optimal karena syarat yang dibutuhkan tanaman tersebut belum tentu sesuai dengan kondisi lahan yang mendukung pertmbuhan tanaman tersebut.

Desa Warembangan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan tanaman kedelai. Dalam penelitian ini, satuan lahan diperoleh dari hasil tumpang susun antara data penggunaan lahan, data kemiringan lereng. Data karakteristik lahan diperoleh dari pengamatan lapang dan hasil analisis sampel di laboratorium. Teknik pengumpulan data berupa observasi/pengamatan tanah di lapang dan analisis laboratorium. Teknik analisis data untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan menggunakan sistem informasi geografis, yaitu dengan perangkat lunak ArcGIS 10.3 sehingga didapatkan peta kesesuaian lahan tanaman kedelai di sebagian wilayah Desa Sea dan Warembungan Kecamatan Pineleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penelitian dengan luas 584,61 Ha yang merupakan sebagian Wilayah Desa Sea dan Warembungan Kecamatan Pineleng memiliki enam unit lahan. Unit-unit lahan ini mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman kedelai. Secara aktual lokasi ini memiliki kelas kesesuaian N (Tidak Sesuai) dengan faktor pembatas curah hujan, bahaya erosi dan kedalaman efektif. Namun, secara potensial lokasi ini memiliki kelas kesesuaian lahan S3 (Sesuai Marginal) apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan seperti saluran drainase, pembuatan teras dan penanaman tanaman penutup lahan.

Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kedelai di Desa Sea dan Warembungan Kecamatan Pineleng tergolong kedalam kelas N (tidak sesuai) dengan faktor pembatas utama curah hujan. Faktor pembatas lainnya adalah bahaya erosi dan kemiringan lereng. Namun, kesesuaian lahan potensial, yaitu setelah diadakan usaha-usaha perbaikan tertentu seperti irigrasi atau perbaikan sistem drainase, pembuatan teras atau penanaman tanaman tutupan lahan, dll yang diperlukan terhadap faktor pembatas, tergolong kedalam kelas S3.

Pengembangan Pemasaran Industri Beras di Kabupaten Kediri


Nama              : Lintang Adedari

NIM                 : 191910501072

Prodi               : S1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik

Universitas Jember

 

Latar Belakang

Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Beras adalah salah satu produk makanan pokok paling penting di dunia. Dengan tingkat konsumsi beras sebesar 120 kg/kapita/tahun membuat Indonesia menjadi negara konsumen beras tertinggi di dunia.

Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Timur yang termasuk daerah swasembada beras. Terpenuhinya konsumsi beras sebagai salah satu bahan pangan pokok di Kabupaten Kediri dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan fisik wilayah. Kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakekatnya tergantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri serta kualitas manusianya. Kemampuan masyarakat mengelola dan memanfaatkan sumber daya serta mengatasi hambatan fisik wilayah, akan banyak bergantung pada kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.

Dalam pertanian, diperlukan pertanian organik agar dapat mempertahankan revolusi hijau tanpa merusak kelestarian lingkungan Indonesia. Pertanian organik merupakan solusi untuk mengembalikan kesehatan lahan dan produk yang dihasilkan. Keinginan masyarakat untuk beralih ke produk organik menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat pesat. Kelompok tani di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung merupakan salah satu kelompok tani yang telah menerapkan pertanian organik sejak 2005. Namun volume pemasaran di kelompok tani belum sesuai dari produktifitas, dari 80 Ton/musim hanya mampu memasarkan kurang dari 40%. Padahal pemasaran merupakan ujung tombak dari dunia usaha. Pada tahun 2014, Kecamatan Kepung memproduksi padi sebesar 10.623 ton dengan luas lahan sawah yang telah panen 1.858Ha.

 

Tahapan Penting Perencanaan Lokasi Pertanian

Pada penelitian dilakukan beberapa tahapan penting.. tahapan tersebut menurut Weber ada 3 yaitu pasokan bahan baku – lokasi – perencanaan industrial. Lokasi yang dekat dengan pasokan bahan baku dan pendukung lainnya akan menjamin stabilitas pasokan serta mengurangi biaya pengiriman bahan untuk prosuksi. Dalam penelitian, lokasi Desa Damarwulan sekaligus menjadi lokasi pasokan bahan baku sehingga dekat dengan tempat industri.

 

Tujuan Perencanaan

Dari latar belakang tersebut ditentukan tujuan perencanaan ini yaitu :

·         Untuk mengetahui saluran pemasaran komoditi beras yang efisien berdasarkan tingkat efisiensi pemasaran di Desa Damarwulan.

·         Untuk merencanakan pengemasan sampai ke pemasaran beras melalui promosi dengan menunjukkan kualitas beras

 

Sasaran Perencanaan dan Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi pemasraan pemasaran beras yang direncanakan kali ini terdapat di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Industri yang dikembangkan kali ini berupa kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari APBN untuk bekerja sama dengan Toko Tani di Desa damarwulan. Sasaran dari perencanaan kali ini yaitu pengembangan pemasaran beras oleh kelompok tani di Desa Damarwulan Kecamatan Kepung.

 

Gambaran Umum Produksi Beras di Kecamatan Kepung


Padi merupakan tanaman serealia penghasil beras, yang merupakan bahan pangan pokok utama sumber karbohidrat. Sentra pengembangan padi di daerah kediri salah satunya di Kecamatan Kepung. Dimana di Kecamatan Kepung terdapat gabungan kelompok tani yang mampu membeli produk padi dari petani atau kolompok tani anggota, untuk selanjutnya di pasarkan dalam bentuk beras. Sehingga mulai dari proses produksi sampai pemasaran produk semua melibatkan kelompok tani. Sehingga selisih harga / keuntungan bisa dinikmati bersama antara petani dan kelompok tani. Model seperti ini yang digunakan untuk pengembangan komoditas padi di kabupaten Kediri. Sedangkan model pengembangan padi organik adalah proses yang dilakukan mulai dari pengadaan pupuk kascing (bekas cacing ) sampai dengan pemasaran dilaksanakan sendiri oleh pondok ini. Hal ini yang coba diterapkan di Desa Damarwulan.

Tingkat konsumsi beras Kabupaten Kediri tergolong tinggi yakni sebesar 120 kg/kapita/tahun. Berdasarkan standar Dinas Pertanian (BPS, 2012) tingkat konsumsi beras di suatu daerah dikatakan tinggi jika 100 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi beas di Kecamatan Kepung sendiri yaitu 70,45 kg/kapita/tahun. Untuk produksi padi sendiri pada tahun 2012 Kecamatan Kepung memproduksi padi 10.057 ton, sedangkan pada tahun 2014 Kecamatan Kepung memproduksi padi sebesar 10.623 ton dengan luas lahan sawah yang telah panen 1.858Ha. Pemasaran beras di Kecamatan Kepung meingkat karena disebabkan oleh adanya peningkatan produksi beras yang cukup besar.

 

Kondisi Industri Pertanian

Kondisi industri pertanian di Desa Damarwulan yang merupakan industri beras ini bisa dibilang cukup baik. Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara menanyakan kepada petani sampel kepada siapa mereka mnjual hasil produksinya. Konsisi ini meskipun sudah berjalan cukup baik namun juga masih terdapatpermasalahan. Permaslahan utama pada industri ini adalah belum dikelola dengan baik hasil limbahnya sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari tempat bahan baku dan proses pengumpulan disalurkan ke bagian proses industri, lalu untuk limbah yang dihasilkan dari proses industri dikelola di pengelolaan limbah. Kemudian disalurkan ke distribusi hasil prosukdi dan tahapan terakhir disalurkan kepada distribusi arahan limbah ke masyarakat.

·         Aspek keteknikanyang dilakukan adalah analisis lokasi industri

·         Aspek lingkugan yang dilakukan adalah mengelola hasil limbah

·         Aspek ekonomi yang dilakukan adalah pengemasan yang efektif dan efisien

·         Aspek sosial yang dilakukan adalah menigkatkan kerjasama antar stakeholdder

 

Perencanaan Industri Beras

Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara menanyakan kepada petani sampel yang dengan secara kebetulan dikenal di desa sampel bahwa kepada siapa mereka menjual hasil produksinya. Dengan cara tersebut maka diperoleh jenis-jenis pedagang sampel mulai dari desa sampel sampai ke konsumen. Terdapat satu pedagang pengumpul di Desa Damarwulan. Pedagang pengumpul memperoleh gabah dengan membeli gabah hasil panen petani dari desa sampel dan beberapa daerah lainnya.

Komoditi Beras di Desa Damarwulan melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang terdiri dari petani sebagai produsen, pedagang pengumpul, penggiling gabah luar desa, pedagang grosir luar desa, pedagang pengecer dalam desa hingga konsumen akhir. Pola distribusinya yaitu 78% dari total petani sampel menjual padi dalam bentuk gabah kering panen kepada pedagang pengumpul (agen). Pihak pedagang pengumpul biasanya mendatangi langsung para petani yang sudah bekerja sama sebelumnya. Setelah membeli gabah basah dari petani, pedagang pengumpul melakukan penjemuran gabah selama 2-3 hari kemudian setelah itu pedagang pengumpul menjual gabah dalam bentuk gabah kering giling kepada penggiling gabah yang berada di luar desa, penggiling gabah membeli gabah dengan sistem timbang dan pembayaran secara tunai. Di penggilingan, gabah di proses menjadi beras yang selanjutnya disalurkan kepada pedagang grosir. Pedagang grosir biasanya mampu membeli beras hingga 15 ton. Setelah menjadi beras, penggiling gabah mengemas beras kedalam karung untuk didistribusikan kepada lembaga pemasaran berikutnya yaitu pedagang pengecer selanjutnya ke konsumen akhir, bentuk pembelian dan penjualan beras yaitu beras dalam kemasan berlabel.

 

Rencana Pemasaran dan Promosi

Pengemasan beras yang direncanakan terdapat berbagai variasi. Yang pertama pengemasan beras dalam karung beras yang memiliki model bening, digunakan untuk isi 10kg, menggunakan sablon 1 warna. Yang kedua, kemasan karung beras yang memiliki model warna putih, digunakan untuk isi 20kg, dengan sablon 2 warna. Yang ketiga pengemasan beras dalam karung plastik beras 5kg bahan PE buram, ini dikombinasikan dengan sablon 1-3 warna. Yang keempat kemasan plastik beras 2kg bahan plastik bening yang dapat dikombinasikan dengan sablon 1-3 warna.

Strategi pemasaran promosi jangka pendek yang akan dilakukan , yaitu melakukan promosi – promosi dengan media cetak untuk membawa bentuk brand yang lebih baru dengan menonjolkan keunggulan produk. Karena produk beras organik ini memiliki keunggulan tidak menggunakan bahan kimia seperti pengawet, pemutih, dan pewangi. Sehingga produk beras Semar tentunya aman untuk dikonsumsi. Media promosi yang digunakan berupa kotak yang terdapat contoh beras serta informasi mengenai beras semar dengan tujuan agar konsumen dapat melihat kualitas beras cap semar sendiri dan dapat mengetahui keunggulan beras cap semar. Akan diletakan pop rak di agen penjual beras cap semar sebagi rak tempat khusu meletakan beras cap semar sehingga tampak eksklusif di bandingkan yang lain dan dapat menarik perhatian para konsumen.

Sebagai perencana, hal yang dilaukan ketika melihat kondisi industri pertanian seperti ini adalah merencanakan kawasan industri yang layak dan berbasis ramah lingkungan. Dengan menyediakan tempat khusus pengelolaan limbah padi yang dihasilkan tidak mencamari lingkungan.

 

Aspek Kelembagaan dan Kemitraan

Kelembagaan pemasaran meliputi kelembagaan yang terkait dalam sistem produk beras organik sejak lepas dari produsen sampai ke konsumen. Padi organik memiliki keunggulan, karena padi organik memiliki keunikan. Kemintraan yang terbentuk pada Industri Beras di Desa Damarwulan yakni terbentuknya Kerjasama antara petani pengumpul, penggiling gabah luar desa, pedagang grosir, pedagang pengecer Desa Damarwulan.

 

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Kediri terus berupaya melakukan pengembangan pada kluster pangan beras. Dukungan pengembangan produk beras ini yang dilakukan yakni mengarahkan pemerintah untuk fokus kepada pengamanan harga gabah beras di tingkat petani, Bulog harus membeli gabah atau beras dengan harga berapapun dan kualitas apapun, tetapi dengan harga jual yang sama. Selain itu, mendorong peran pemerintah daerah melalui BUMD atau lembaga pangan daerah untuk melakukan penyerapan gabah petani. Hal ini dilakukan mengingat serapan gabah atau beras Bulog masih dibawah 10% dari total produksi Beras Nasional.

 

Kesimpulan

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran disetiap saluran memiliki hubungan terhadap harga karena adanya perbedaan peranan fungsi kegiatan pada setiap lembaga pemasaran yang dipengaruhi pula oleh panjang saluran dan jumlah lembaga serta jarak antar lembaga satu dengan lembaga lainnya yang menyebabkan semakin bertambahnya biaya pemasaran dan mengakibatkan semakin tingginya harga beras.

Saran

Petani gabah diharapkan dapat memaksimalkan peran kelompok tani dalam produksi maupun pemasaran hasil produksi serta mengikuti perkembangan informasi harga gabah yang telah ditetapkan pabrik atau pedagang pengumpul guna menyikapi fluktuasi ataupun penekanan harga yang terjadi pada petani, selain itu sebaiknya petani melakukan penjualan gabah dalam bentuk gabah kering giling yang mana memiliki tingkatan harga lebih tinggi daripada gabah kering panen sehingga petani dapat meningkatkan pendapatan yang lebih besar. Selain itu, Diharapkan keterlibatan pemerintah melalui kelompok tani dalam melengkapi fasilitas penjemuran gabah di pedesaan khususnya di Desa Paya Lombang guna meningkatkan nilai tambah terhadap gabah (beras) dan memperpendek rantai pemasaran sehingga diharapkan dapat memperkecil tingkat disparitas antara harga gabah dan harga beras.

Evaluasi Sumberdaya Lahan di Kabupaten Kediri

 

Menurut Widianto (1994) evaluasi diperlukan dasar-dasar yang digunakan untuk mencapai sasaran yang dimaksud. Dalam evaluasi lahan dikenal adanya suatu sistem klasifikasi yaitu klasifikasi kemampuan lahan yang dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang menentukan daya guna lahan kemudian mengelompokkan penggunaan lahan sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Dalam klasifikasi kemampuan lahan yang dinilai hanyalah faktor-faktor pembatas lahan. Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability Classification) adalah penilaian lahan (komponen – komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokkanya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat – sifatnya baik potensi dan penghambat dalam penggunaanya secara lestari yang dipandang sebagi kapasitas lahan itu sendiri untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum.

Evaluasi lahan adalah suatu pendekatan untuk menilai potensi sumberdaya lahan. Evaluasi kesesuaian lahan merupakan evaluasi potensi lahan bagi penggunaan berbagai sistem pertanian secara luas dan tidak membicarakan peruntukan jenis tanaman ataupun tindakan penelolaannya. Lahan dengan kemampuan yang tinggi diharapkan berpotensi yang tinggi dalam berbagai penggunaan, sehinggga memungkinkan penggunaan yang intensif untuk berbagai macam kegiatan.

Selain untuk menetapkan model pengelolaan yang terbaik, evaluasi kese[1]suaian lahan juga dapat digunakan untuk menetukan alternatip penggunaan lahan yang paling mungkin dari suatu lahan. Penawaran-penawaran pengguna-an lahan didasarkan pada kondisi pembatas yang paling minimum.

Wilayah Kabupaten Kediri berdasarkan topografinya berada pada elevasi 50 – 1500 m dpl. Berdasarkan fisiografinya dan kemiringannya berkisar antara 2 - $0 % terdiri atas wilayah dataran rendah hingga dataran tinggi dengan tipe iklim muson tropika yang mempunyai iklim musim kering dan basah yang jelas berbeda. Wilayah Kabupaten Kediri Bagian Barat tepatnya si Desa Maosan, Desa Selopanggung, Desa Manyaran dan Desa Bulusari, tanah di wilayah ini terbentuk dari bahan induk batu kapur dan pasir/abu vulkanik. Hasil klasifikasi tanah wilayah ini terdiri dari tiga order yaitu : Entisol, Inceptisol dan Alfisol.

Sedangkan sifat fisik tanahnya diantaranya adalah tekstur tanah di dominasi oleh kelas lempung liat berpasir. Kedalaman efektif tanah mempunyai solum dalam sedangkan klas drainasenya termasuk dalam kelas drainase cepat dan lambat.

Kemasaman tanah yang menunjukkan derajat kemasaman tanah yang tinggi hal ini ditumjukkan oleh nilai pH berkisar anatara 6,5 – 7. Hal ini berarti Kabupaten Kediri tergolong tanah alkalis. Kandungan bahan organik tanah tergolong rendah berkisar antara 0,91% hingga 1,26%. Kandungan N total tanah bervariasi antara tinggi hingga rendah. Kandungan P tersedia pada daerah penelitian termasuk dalam kategori sangat tinggi berkisar antara 13,80 – 207,95 ppm dan nilai kapasitas tukar kationnya juga bervariasi antara rendah sampai dengan tinggi drngan kisaran antara 0,01 – 0,85 me/100g.

Dengan mendasarkan pada kondisi kemampuan tanah dan karakteristik sifat fisik maupun kimia tanah serta data-data pendukung lainnya maka kemudian dilakukan penilaian Kelas Kesesuaian Lahannya berdasarkan Satuan Peta Tanah.


Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman tebu yakni di Desa Maosan cukup sesuai untuk tanaman tebu dengan faktor pembatas berupa medan dan kondisi untuk zone agroklimat. Untuk penerapan penggunaan sebagai lahan tebu perlu dipertimbangkan demi kelestarian lahan dan diperlukan masukan untuk pencapaian tersebut. Desa Selopanggung sesuai marginal dengan faktor pembatas berupa medan pembatas akan berakibat mengurangi produksi sehingga perlu diberi masukan sesuai yang diperlukan. Sedangkan untuk Desa Manyaran cukup sesuai untuk komoditas tebu dengan memperhatikan faktor pembatas berupa kondisi medan, Faktor pembatas bisa dieliminasi dengan menambahkan masukan yang diperlukan. Hal ini berarti Kabupaten Kediri bagian barat dikatakan sesuai secara marginal dengan faktor pembatas berupa kondisi medan. Faktor pembatas yang ada akan berakibat mengurangi keuntungan sehingga perlu diberikan masukan yang cukup sesuai yang dibutuhkan.

Jadi evaluasi kesesuaian lahan di Kabupaten Kediri Wilayah Barat berpotensi untuk komoditas tebu dengan faktor pembatas berupa kondisi medan yang meliputi bentuk relief , kelerngan dan prosentase batuan di permukaan.

 

Nasi Kuning Praktis dan Banyak dicari di Kecamatan Kepung, Kediri

Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Kediri meliputi padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai. Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi merupakan bahan pokok di Indonesia yang diolah menjadi beras kemudian dimasak menjadi nasi.


Nasi kuning merupakan makanan tradisional yang populer di kalangan masyarakat. Nasi ini selalu hadir dalam berbagai perayaan atau upacara adat karena nasi ini merupakan hidangan yang mengungkapkan rasa syukur. Nasi kuning berasal dari pulau Jawa. Warna kuning pada nasi berasal dari pewarna alami sehingga dijamin aman dikonsumsi. Pewarna alami yang digunakan supaya nasi kuning berwarna kuning adalah kunyit. Menurut masyarakat Jawa, warna kuning melambangkan emas yang berarti kekayaan.

Bahan produksi pembuatan nasi kuning cukup mudah,yaitu dengan menyiapkan beras, kunyit, lengkuas, santan, kelapa tua, daun pandan, serai, daun salam, jahe, bawang merah, garam. Dari bahan produksi yang dibutuhkan tentu saja tidak akan meragukan bahwa nasi kuning merupakan makanan yang sehat. Untuk ptoses produksi nasi kuning adalah sbagai berikut :

a.    Mencuci bersih beras, lalu merendam dengan air.

b. Menghaluskan bumbu seperti kunyit, jahe, lengkuas, bawang merah, dan garam. Kemudian memasukkan ke dalam santan dan mengaduk hingga rata.

c.    Memasak santan sampai mendidih.

d.  Membuang air rendaman beras, tuang santan ke beras sambil disaring. Lalu memasukkan daun salam dan serai.

e. Merebus beras dengan api kecil. Mengaduk terus hingga air menyusut dan hampir berbentuk nasi. Setelah tingkat kematangan mencapai 3/4, mengambil daun salam dan serai dari dalam.

f. Menyiapkan panci untuk mengukus, rebus air. memasukkan nasi ke dalam panci pengukus. Menambahkan daun panan

g.    Mengukus nasi hingga benar-benar matang atau istilahnya tanak.

h.    Menunggu nasi hingga dingin, baru bisa dibentuk.

Di Kabupaten Kediri, khususnya di Kecamatan Kepung, nasi kuning menjadi makanan yang tidak asing bagi masyarakat. Nasi kuning bisa dibawa ke perayaan. Dengan adanya nasi kuning dalam perayaan, diharapkan bisa membawa banyak berkah kekayaan dan diberi kemakmuran hidup karena harta yang melimpah.

Penyajian nasi kuning bisa dalam berbagai bentuk, nasi kuning dalam bentuk tumpeng sering menjadi sajian utama dan sakral yang disajikan pada acara syukuran, atau momen bahagia lainnya seperti kelahiran, ulang tahun, tunangan, pernikahan dan lainnya.

Di Kecamatan Kepung, nasi kuning yang biasa dijual setiap hari dikemas di dalam mika yang berisi lauk pauk seperti sisir ayam, kering tempe, telor goreng, dan mie. Dikemasnya nasi kuning menggunakan mika ini bisa dibawa kemana saja dan akan lebih menarik pelanggan selain kemasannya yang praktis juga karena harganya yang cukup murah. Nasi kuning juga sering dicari ketika para masyarakat sudah kehabisan stok makanan di rumah, bahkan ketika mereka hendak bepergian pun akan membawa satu bungkus nasi kuning ini.

Distribusi penjualan nasi kuning di kecamatan Kepung ini biasa ditemukan di gerobak/warung pinggir jalan, khususnya di daerah yang banyak fasilitas sekolah dan perumahan. Hal itu karena banyak orang yang melihat dan mengetahui adanya usaha nasi kuning yang berdiri.

Lokasi lain yaitu biasa ditemukan di pinggir jalan raya yang banyak sekali orang lalu lalang melewatinya. Dengan melihat warung nasi kuning anda, maka tidak jarang mereka akan mampir untuk mencoba dan melepas rasa laparnya.

Keuntungan masyarakat Kecamatan Kepung dalam penjualan nasi kuning juga akan diperoleh dengan jumlah banyak bilamana sudah memasuki musim liburan yang menandakan banyak orang – orang yang berdatangan dari luar daerah untuk mulai melakukan aktivitas liburan mereka dengan melakukan perjalanan jauh.

Dengan melewati lokasi penjualan warung nasi uduk dan nasi kuning, maka secara langsung mereka akan tertarik dengan menu masakan yang sudah tertata rapi di dalam etalase warung makan.

 

 

industri padi di Kabupaten Kediri


Agroindustri berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utama atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Industri pertanian (agroindustri) merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi berbagai macam produk hasil olahan yang bermanfaat. Dalam industri pertanian terdapat serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu sistem yang biasa disebut sistem industri pertanian.

Tujuan industri pertanian mampu menciptakan produk olahan hasil pertanian yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai jual bahan mentah. Dengan demikian dalam industri pertanian terdapat faktor pendukung agar industri pertanian dapat dipandang sebagai kegiatan ekonomi.

Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industry dengan cara yang konsisten dan logis. Alfred Weber menganalisis tentang lokasi kegiatan industri. Menurut teori Weber pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat di mana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Prinsip teori Weber 7 adalah: “bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location)”.

Pertanian Indonesia adalah Pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropis yang langsung di pengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Indonesia masih merupakan negara yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Salah satu komoditas tanaman pangan di indonesia adalah padi yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman pertanian dan merupakan tananaman utama dunia.

Secara geografis, Kabupaten Kediri terletak di sebelah selatan Kota Surabaya, yang terhampar pada posisi antara 1110 47’ 05“ – 1120 18’ 20“ Bujur Timur dan 7 0 36’ 12“ – 8 0 00’ 32“ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.386,05 km2. Sumberdaya pertanian di Kabupaten Kediri dapat dikatakan sangat potensial didukung dengan kondisi alam dan musim. Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Kediri meliputi padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai. Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi merupakan bahan pokok di Indonesia yang diolah menjadi beras kemudian dimasak menjadi nasi.



 Inilah proses pengolahan padi menjadi beras

  1. Panen. Padi dipanen ketika kadar kelembaban bijinya mencapai 25 persen. Tanaman padi di berbagai sawah umumnya dipanen menggunakan tangan, namun ada pula yang menggunakan mesin pemanen padi.
  2. Memisahkan gabah dari batangnya. Gabah dipisahkan dari merang atau padi dengan cara dipukul-pukul. Sekali lagi, pertanian yang modern sudah banyak menggunakan mesin pemisah gabah. Petani yang lebih tradisional juga tidak langsung memisahkan gabah dari batangnya, namun menjemurnya dulu selama kira-kira seminggu.
  3. Pengeringan gabah. Sebelum diolah, gabah perlu dikeringkan dahulu hingga kelembabannya mencapai 20 persen.
  4. Penggilingan gabah. Gabah digiling untuk memisahkan sekam padi dari beras. Jika hanya sekam yang dihilangkan, hasilnya adalah beras merah. Jika bekatul ikut dihilangkan bersama sekam, hasilnya adalah beras putih. Dalam proses penggilingan gabah modern, ada dua jenis proses. Proses pertama adalah penggilingan satu tahap, yakni menggiling padi hingga sekam dan bekatul terpisah bersamaan. Proses kedua adalah penggilingan dua tahap, yakni menggiling padi hingga sekam terpisah, kemudian menggilingnya lagi hingga bekatul terpisah. 
  5. Pemutihan beras. Beras diputihkan dengan bubuk talc. Namun, selain penggunaan talc, industri beras dapat memutihkan beras menggunakan bubuk glukosa yang lebih aman.
  6. Proses akhir. Beras kemudian ditimbang, dikemas, kemudian barulah siap untuk dijual.

Di samping beras, industri ini juga menghasilkan prosuk sampingan yaitu sekam yang dapat digunakan sebagai arang, serbuk bekatul yang dapat digunakan sebagai campuran makanan ternak, serta dedak, campuran sekam dan bekatul untuk makanan ternak. Indonesia seharusnya juga bisa lebih kreatif dalam pengolahan hasil sampingan penggilingan beras ini. Di luar negeri, seperti di Jepang, bekatul dapat diproses menjadi minyak yang bergizi tinggi.

 

Masa depan Pertanian Indonesia dalam Revolusi 4.0 dan society 5.0

Revolusi industri 4.0 merupakan system produksi masal yang terintegrasi dan bertumpu pada digitalisasi dan otomatisasi. Revolusi industri diartikan sebagai proses perubahan yang terjadi secara cepat dan produk yang dihasilkan mempunyai nilai guna (value added). Dunia kini telah memsuki revolusi industri ke-4 (industri 4.0). Perjalanan revolusi industri di dunia dimulai dari industri 1.0 yaitu penggunaan mesin uap dalam industri, selanjutnya memasuki industri 2.0 yaitu penggunaan mesin produksi massal bertenaga listrik/minyak, kemudian menuju ke industri 3.0 yaitu penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi, lalu masuk ke industri 4.0 yakni mesin terintegrasi jaringan internet (internet of things). Industri 4.0 diperkenalkan pada tahun 2011, penerapannya yaitu dapat meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri. Sektor industri yang siap menerapkan industri 4.0 meliputi industri makan dan minum, industri otomotif, industri tekstil dan pakaian jadi, industri elektronik, dan industri kimia. Dalam menghadapi industri, negara indonesia mempunyai beberapa strategi diantaranya : memperkuat rantai suplai, membangun kawasan industri, menerapkan pembangunan berkelanjutan, mengembangkan industri kecil dan menengah, menyiapkan infrastruktur digital, menyiapkan ekosistem inovasi, menyiapkan intensif fisikal untuk inovasi, mengembangkan kemmapuan SDM industri, menyapkan kebijakan industri, dan mendorong peningkatan investasi. Dengan industri 4.0, kita optimis industri manufaktir semakin produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi naisonal. Revolusi industri 4.0 sangat menarik untuk dikaji karena telah melahirkan terobosan-terobosan baru yang mengejutkan di berbagai bidang yang mengubah secara fundamental kehidupan kita di masa mendatang sehingga perlu adanya perencanaan, persiapan, dan antisipasi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Selanjutnya untuk menangani beberapa kesenjangan yang terjadi pada industri 4.0 dibentuklah society 5.0. Konsep Society 5.0 adalah konsep masyarakat masa depan yang dicita-citakan oleh pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang mengemukakan bahwa era Industry 4.0 lebih berfokus pada proses produksi, sedangkan Society 5.0 lebih menekankan pada upaya menempatkan manusia sebagai pusat inovasi (human centered) adapun kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial dan berkembang keberlanjutan. Era society 5.0 ditandai peningkatan program digitalisasi yang didukung oleh beberapa faktor, yang pertama peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas, faktor yang kedua munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis, faktor yang ketiga terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin, dan faktor yang keempat instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing. Era society 5.0 secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada segala bidang kehidupan, Perkembangan society 5.0 yang dilakukan Jepang memang sangat baik jika dilakukan oleh negaranya karena mereka mengalami penurunan penduduk usia produktif. Namun Indonesia memiliki banyak penduduk yang semakin hari tidak akan mengalami penurunan. Mungkin hal yang dapat dilakukan adalah dengan menigkatkan kualitas manusia di Indonesia agar dapat mengelola kekayaan alam dengan baik dan bermanfaat untuk negara.

Sebagai seorang perencana, untuk mewujudkan sektor pertanian masa depan harus difokuskan pada percepatan transfromasi ke arah industrialisasi pertanian. Jika saja perspektif kemajuan pertanian tradisional dipandang sebagai bagian dasar dari percepatan transformasi ke arah industrialisasi pertanian di perdesaan maka perdesaan akan mengalami peningkatan yang sangat berarti. Perencanaan pembangunan daerah untuk kemajuan pertanian dalam perspektif jangka panjang (15- 20 tahun) dan menengah (5-10 tahun) harus dilakukan pembahasan ulang secara intensif yang melibatkan berbagai kalangan yang memiliki integritas, kompetensi dan visi kemajuan yang tinggi.