Pengembangan Pemasaran Industri Beras di Kabupaten Kediri


Nama              : Lintang Adedari

NIM                 : 191910501072

Prodi               : S1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik

Universitas Jember

 

Latar Belakang

Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Beras adalah salah satu produk makanan pokok paling penting di dunia. Dengan tingkat konsumsi beras sebesar 120 kg/kapita/tahun membuat Indonesia menjadi negara konsumen beras tertinggi di dunia.

Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Timur yang termasuk daerah swasembada beras. Terpenuhinya konsumsi beras sebagai salah satu bahan pangan pokok di Kabupaten Kediri dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan fisik wilayah. Kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakekatnya tergantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri serta kualitas manusianya. Kemampuan masyarakat mengelola dan memanfaatkan sumber daya serta mengatasi hambatan fisik wilayah, akan banyak bergantung pada kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.

Dalam pertanian, diperlukan pertanian organik agar dapat mempertahankan revolusi hijau tanpa merusak kelestarian lingkungan Indonesia. Pertanian organik merupakan solusi untuk mengembalikan kesehatan lahan dan produk yang dihasilkan. Keinginan masyarakat untuk beralih ke produk organik menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat pesat. Kelompok tani di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung merupakan salah satu kelompok tani yang telah menerapkan pertanian organik sejak 2005. Namun volume pemasaran di kelompok tani belum sesuai dari produktifitas, dari 80 Ton/musim hanya mampu memasarkan kurang dari 40%. Padahal pemasaran merupakan ujung tombak dari dunia usaha. Pada tahun 2014, Kecamatan Kepung memproduksi padi sebesar 10.623 ton dengan luas lahan sawah yang telah panen 1.858Ha.

 

Tahapan Penting Perencanaan Lokasi Pertanian

Pada penelitian dilakukan beberapa tahapan penting.. tahapan tersebut menurut Weber ada 3 yaitu pasokan bahan baku – lokasi – perencanaan industrial. Lokasi yang dekat dengan pasokan bahan baku dan pendukung lainnya akan menjamin stabilitas pasokan serta mengurangi biaya pengiriman bahan untuk prosuksi. Dalam penelitian, lokasi Desa Damarwulan sekaligus menjadi lokasi pasokan bahan baku sehingga dekat dengan tempat industri.

 

Tujuan Perencanaan

Dari latar belakang tersebut ditentukan tujuan perencanaan ini yaitu :

·         Untuk mengetahui saluran pemasaran komoditi beras yang efisien berdasarkan tingkat efisiensi pemasaran di Desa Damarwulan.

·         Untuk merencanakan pengemasan sampai ke pemasaran beras melalui promosi dengan menunjukkan kualitas beras

 

Sasaran Perencanaan dan Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi pemasraan pemasaran beras yang direncanakan kali ini terdapat di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Industri yang dikembangkan kali ini berupa kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari APBN untuk bekerja sama dengan Toko Tani di Desa damarwulan. Sasaran dari perencanaan kali ini yaitu pengembangan pemasaran beras oleh kelompok tani di Desa Damarwulan Kecamatan Kepung.

 

Gambaran Umum Produksi Beras di Kecamatan Kepung


Padi merupakan tanaman serealia penghasil beras, yang merupakan bahan pangan pokok utama sumber karbohidrat. Sentra pengembangan padi di daerah kediri salah satunya di Kecamatan Kepung. Dimana di Kecamatan Kepung terdapat gabungan kelompok tani yang mampu membeli produk padi dari petani atau kolompok tani anggota, untuk selanjutnya di pasarkan dalam bentuk beras. Sehingga mulai dari proses produksi sampai pemasaran produk semua melibatkan kelompok tani. Sehingga selisih harga / keuntungan bisa dinikmati bersama antara petani dan kelompok tani. Model seperti ini yang digunakan untuk pengembangan komoditas padi di kabupaten Kediri. Sedangkan model pengembangan padi organik adalah proses yang dilakukan mulai dari pengadaan pupuk kascing (bekas cacing ) sampai dengan pemasaran dilaksanakan sendiri oleh pondok ini. Hal ini yang coba diterapkan di Desa Damarwulan.

Tingkat konsumsi beras Kabupaten Kediri tergolong tinggi yakni sebesar 120 kg/kapita/tahun. Berdasarkan standar Dinas Pertanian (BPS, 2012) tingkat konsumsi beras di suatu daerah dikatakan tinggi jika 100 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi beas di Kecamatan Kepung sendiri yaitu 70,45 kg/kapita/tahun. Untuk produksi padi sendiri pada tahun 2012 Kecamatan Kepung memproduksi padi 10.057 ton, sedangkan pada tahun 2014 Kecamatan Kepung memproduksi padi sebesar 10.623 ton dengan luas lahan sawah yang telah panen 1.858Ha. Pemasaran beras di Kecamatan Kepung meingkat karena disebabkan oleh adanya peningkatan produksi beras yang cukup besar.

 

Kondisi Industri Pertanian

Kondisi industri pertanian di Desa Damarwulan yang merupakan industri beras ini bisa dibilang cukup baik. Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara menanyakan kepada petani sampel kepada siapa mereka mnjual hasil produksinya. Konsisi ini meskipun sudah berjalan cukup baik namun juga masih terdapatpermasalahan. Permaslahan utama pada industri ini adalah belum dikelola dengan baik hasil limbahnya sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari tempat bahan baku dan proses pengumpulan disalurkan ke bagian proses industri, lalu untuk limbah yang dihasilkan dari proses industri dikelola di pengelolaan limbah. Kemudian disalurkan ke distribusi hasil prosukdi dan tahapan terakhir disalurkan kepada distribusi arahan limbah ke masyarakat.

·         Aspek keteknikanyang dilakukan adalah analisis lokasi industri

·         Aspek lingkugan yang dilakukan adalah mengelola hasil limbah

·         Aspek ekonomi yang dilakukan adalah pengemasan yang efektif dan efisien

·         Aspek sosial yang dilakukan adalah menigkatkan kerjasama antar stakeholdder

 

Perencanaan Industri Beras

Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara menanyakan kepada petani sampel yang dengan secara kebetulan dikenal di desa sampel bahwa kepada siapa mereka menjual hasil produksinya. Dengan cara tersebut maka diperoleh jenis-jenis pedagang sampel mulai dari desa sampel sampai ke konsumen. Terdapat satu pedagang pengumpul di Desa Damarwulan. Pedagang pengumpul memperoleh gabah dengan membeli gabah hasil panen petani dari desa sampel dan beberapa daerah lainnya.

Komoditi Beras di Desa Damarwulan melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang terdiri dari petani sebagai produsen, pedagang pengumpul, penggiling gabah luar desa, pedagang grosir luar desa, pedagang pengecer dalam desa hingga konsumen akhir. Pola distribusinya yaitu 78% dari total petani sampel menjual padi dalam bentuk gabah kering panen kepada pedagang pengumpul (agen). Pihak pedagang pengumpul biasanya mendatangi langsung para petani yang sudah bekerja sama sebelumnya. Setelah membeli gabah basah dari petani, pedagang pengumpul melakukan penjemuran gabah selama 2-3 hari kemudian setelah itu pedagang pengumpul menjual gabah dalam bentuk gabah kering giling kepada penggiling gabah yang berada di luar desa, penggiling gabah membeli gabah dengan sistem timbang dan pembayaran secara tunai. Di penggilingan, gabah di proses menjadi beras yang selanjutnya disalurkan kepada pedagang grosir. Pedagang grosir biasanya mampu membeli beras hingga 15 ton. Setelah menjadi beras, penggiling gabah mengemas beras kedalam karung untuk didistribusikan kepada lembaga pemasaran berikutnya yaitu pedagang pengecer selanjutnya ke konsumen akhir, bentuk pembelian dan penjualan beras yaitu beras dalam kemasan berlabel.

 

Rencana Pemasaran dan Promosi

Pengemasan beras yang direncanakan terdapat berbagai variasi. Yang pertama pengemasan beras dalam karung beras yang memiliki model bening, digunakan untuk isi 10kg, menggunakan sablon 1 warna. Yang kedua, kemasan karung beras yang memiliki model warna putih, digunakan untuk isi 20kg, dengan sablon 2 warna. Yang ketiga pengemasan beras dalam karung plastik beras 5kg bahan PE buram, ini dikombinasikan dengan sablon 1-3 warna. Yang keempat kemasan plastik beras 2kg bahan plastik bening yang dapat dikombinasikan dengan sablon 1-3 warna.

Strategi pemasaran promosi jangka pendek yang akan dilakukan , yaitu melakukan promosi – promosi dengan media cetak untuk membawa bentuk brand yang lebih baru dengan menonjolkan keunggulan produk. Karena produk beras organik ini memiliki keunggulan tidak menggunakan bahan kimia seperti pengawet, pemutih, dan pewangi. Sehingga produk beras Semar tentunya aman untuk dikonsumsi. Media promosi yang digunakan berupa kotak yang terdapat contoh beras serta informasi mengenai beras semar dengan tujuan agar konsumen dapat melihat kualitas beras cap semar sendiri dan dapat mengetahui keunggulan beras cap semar. Akan diletakan pop rak di agen penjual beras cap semar sebagi rak tempat khusu meletakan beras cap semar sehingga tampak eksklusif di bandingkan yang lain dan dapat menarik perhatian para konsumen.

Sebagai perencana, hal yang dilaukan ketika melihat kondisi industri pertanian seperti ini adalah merencanakan kawasan industri yang layak dan berbasis ramah lingkungan. Dengan menyediakan tempat khusus pengelolaan limbah padi yang dihasilkan tidak mencamari lingkungan.

 

Aspek Kelembagaan dan Kemitraan

Kelembagaan pemasaran meliputi kelembagaan yang terkait dalam sistem produk beras organik sejak lepas dari produsen sampai ke konsumen. Padi organik memiliki keunggulan, karena padi organik memiliki keunikan. Kemintraan yang terbentuk pada Industri Beras di Desa Damarwulan yakni terbentuknya Kerjasama antara petani pengumpul, penggiling gabah luar desa, pedagang grosir, pedagang pengecer Desa Damarwulan.

 

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Kediri terus berupaya melakukan pengembangan pada kluster pangan beras. Dukungan pengembangan produk beras ini yang dilakukan yakni mengarahkan pemerintah untuk fokus kepada pengamanan harga gabah beras di tingkat petani, Bulog harus membeli gabah atau beras dengan harga berapapun dan kualitas apapun, tetapi dengan harga jual yang sama. Selain itu, mendorong peran pemerintah daerah melalui BUMD atau lembaga pangan daerah untuk melakukan penyerapan gabah petani. Hal ini dilakukan mengingat serapan gabah atau beras Bulog masih dibawah 10% dari total produksi Beras Nasional.

 

Kesimpulan

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran disetiap saluran memiliki hubungan terhadap harga karena adanya perbedaan peranan fungsi kegiatan pada setiap lembaga pemasaran yang dipengaruhi pula oleh panjang saluran dan jumlah lembaga serta jarak antar lembaga satu dengan lembaga lainnya yang menyebabkan semakin bertambahnya biaya pemasaran dan mengakibatkan semakin tingginya harga beras.

Saran

Petani gabah diharapkan dapat memaksimalkan peran kelompok tani dalam produksi maupun pemasaran hasil produksi serta mengikuti perkembangan informasi harga gabah yang telah ditetapkan pabrik atau pedagang pengumpul guna menyikapi fluktuasi ataupun penekanan harga yang terjadi pada petani, selain itu sebaiknya petani melakukan penjualan gabah dalam bentuk gabah kering giling yang mana memiliki tingkatan harga lebih tinggi daripada gabah kering panen sehingga petani dapat meningkatkan pendapatan yang lebih besar. Selain itu, Diharapkan keterlibatan pemerintah melalui kelompok tani dalam melengkapi fasilitas penjemuran gabah di pedesaan khususnya di Desa Paya Lombang guna meningkatkan nilai tambah terhadap gabah (beras) dan memperpendek rantai pemasaran sehingga diharapkan dapat memperkecil tingkat disparitas antara harga gabah dan harga beras.